Rabu, 10 Desember 2014

Roh Pembimbing Kita


Penelitian oleh Michael Newton dalam buku Journey of  Souls
Saya belum pernah menemukan satu pun subjek dalam trans yang tidak memiliki roh pembimbing pribadi. Beberapa roh pembimbing lebih menampakkan keberadaannya daripada yang lain selama sesi hipnosis. Seringkali subjek sudah merasakan kehadiran sosok tak berwujud itu sebelum mulai memvisualisasikan seraut wajah atau mendengar suatu suara. Orang yang sering bermeditasi biasanya sudah tidak asing lagi dengan visiun semacam itu, dibandingkan orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan roh pembimbingnya.
Pengenalan akan guru spiritual membuat orang menyatu dengan kuasa kreatif yang hangat dan penuh cinta. Melalui roh pembimbing, kita menjadi jauh lebih sadar terhadap kelanjutan hidup dan identitas kita sebagai roh. Roh pembimbing adalah sosok yang agung dalam keberadaan kita, karena mereka adalah bagian dari pemenuhan takdir kita.
Roh pembimbing adalah entitas yang kompleks, apalagi jika mereka adalah roh pembimbing master. Tingkat kesadaran dari roh kita akan menemukan sampai sejauh mana derajat kematangan dari roh pembimbing yang ditunjuk untuk menyertai kita. Pada kenyataannya, tingkat kematangan roh pembimbing tertentu juta menentukan apakah guru ini hanya memiliki satu atau banyak murid di bawah bimbingannya. Roh pembimbing dengan dengan tingkat kemampuan yang senior dan tinggi biasanya bekerja bersama keseluruhan kelompok roh di alam roh dan Bumi. Roh  pembimbing ini memiliki entitas lain untuk membantu mereka. Menurut pengamatan saya, setiap kelompok roh biasanya memiliki satu atau lebih guru baru yang sedang dilatih. Oleh karenanya, seseorang mungkin memiliki lebih dari satu roh pembimbing.
Nama pribadi diberikan subjek bagi roh pembimbingnya berkisar dari nama yang  terdengar biasa, lucu atau kuno, hingga nama yang menakutkan. Sering kali, nama ini dapat ditelusuri balik ke sebuah kehidupan lampau tertentu yang pernah dijalani oleh sang guru bersama muridnya. Beberapa subjek tidak dapat ditirukan, walaupun roh pembimbing itu dapat mereka lihat dengan jelas selama hipnosis. Subjek mungkin hanya menggunakan nama umum untuk menyebut roh pembimbing, misalnya sutradara, penasihat, instruktur, atau sekedar “temanku”.
Entitas guru ini mendidik kita dengan menggunakan berbagai teknik instruksional. Gagasan yang kita akui sebagai gagasan kita sendiri boleh jadi berasal dari roh pembimbing yang peduli. Roh pembimbing juga menghibur kita selama masa-masa percobaan dalam hidup kita, terutama pada saat kita masih menjadi kanak-kanak yang membutuhkan dukungan.
Sepanjang sejarah manusia selalu membutuhkan sosok-sosok antropomorfik (entitas nonmanusia tetapi berwujud manusia) yang tingkatannya berada di bawah Sang Sumber untuk melukiskan berbagai kuasa spiritual  di sekitar mereka. Ketika orang berdoa atau bermeditasi, mereka ingin berhubungan dengan sesosok entitas yang mereka kenal untuk mencari inspirasi. Lebih mudah bagi kita untuk minta pertolongan dari suatu sosok yang dapat dengan jelas dikenali oleh pikiran manusia. Ada begitu sedikit gambaran mengenai Tuhan, yang menghambat hubungan langsung bagi banyak orang. Di luar afiliasi religius dan tingkat keyakinan kita yang beragam, orang juga merasa bahwa apabila Tuhan itu memang ada, maka sosok ilahi ini pasti terlalu sibuk untuk dapat memperhatikan persoalan individu. Orang sering menyatakan ketidaklayakan mereka untuk memiliki suatu hubungan langsung dengan Tuhan. Akibatnya, kebanyakan agama memanfaatkan para nabi yang pernah hidup di Bumi, sebagai penghubung dengan Tuhan.
Mungkin karena sebagian nabi ini telah diangkat ke status ilahi, mereka tidak lagi bersifat pribadi bagi kita. Saya menyatakan hal ini tanpa mengurangi pengaruh spiritual yang penting dari semua nabi besar pada pengikutnya. Jutaan orang menarik manfaat dari pengajaran yang dilakukan oleh para roh yang penuh daya ini, yang telah berinkarnasi di Bumi sebagai para nabi pada masa lalu historis kita. Tetapi walaupun demikian, diam-diam orang juga menyadari bahwa seseorang, suatu entitas pribadi yang bersifat individual bagi mereka, selalu ada, menanti untuk digapai.
Para subjek saya telah menunjukkan seberapa besar mereka bergantung dan memanfaatkan roh pembimbing semasa hidup. Saya menjadi yakin bahwa kita berada di bawah tanggung jawab langsung mereka, bukan Tuhan. Para guru ini tetap mendampingi kita selama ribuan tahun di Bumi, untuk mendukung kita dalam menghadapi proses karma, sebelum, selama dan setelah banyak masa kehidupan. Saya mendapati bahwa, tidak seperti orang yang berjalan kesana kemari dalam kondisi sadar, subjek dalam trans tidak menyalahkan  Tuhan atas ketidakberuntungan mereka semasa hidup. Seringnya, roh pembimbing pribadi kitalah yang menanggung beban ketidakpuasan apapun.
Sepertinya, roh pembimbing memang ditunjukkan bagi kita di alam roh dengan pertimbangan yang matang. Gaya pengajaran dan teknik pengelolaan individual dari Roh pembimbing tersebutdengan indahnya mendukung dan berintegrasi dengan identitas roh kita yang permanen.
Sebagai contoh, saya pernah mendengar tentang roh pembimbing muda, yang dalam kehidupan lampaunya berhasil mengatasi beberapa karakteristik negatif yan sukar hilang, yang ditunjuk bagi para roh yang pola perilakunya  serupa dengan roh pembimbing itu. Tampaknya para roh pembimbing  yang empatik ini digolongkan dalam tingkatan-tingkatan, dengan didasarkan pada seberapa baiknya mereka melaksanakan tugas untuk menghasilkan perubahan yang positif.
Walaupun semua roh pembimbing berbelas kasih pada para murid, metode pengajaran yang digunakan beragam. Saya mendapati bahwa sebagian roh pembimbing terus membantu muridnya di Bumi, sedangkan sebagian lainnya menuntut agar para murid dapat memahami pelajaran yang mereka berikan tanpa menerima banyak bantuan. Tentu saja tingkat kematangan roh adalah salah satu faktor penentu. Tentunya, murid yang sudah matang akan menerima bantuan lebih sedikit daripada murid “yang masih hijau”. Selain tingkat perkembangan, saya menganggap intensitas dari hasrta individual  sebagai bahan pertimbangan lain dalam frekuensi dan bentuk bantuan yang diterima roh dari roh pembimbingnya pada suatu masa kehidupan.
Mengenai penetapan gender, saya tidak melihat adanya korelasi yang konsisten antara subjek pria dan wanita dengan gender roh pembimbingnya. Orang sepenuhnya menganggap alami gender yang ditampilkan oleh roh pembimbing. Masih diperdebatkan apakah hal ini disebabkan karena roh telah terbiasa pada roh pembimbing masing masing selama ber eon-eon(setara jutaan tahun) waktu relatif sebagai pria atau wanita, daripada asumsi bahwa salah satu jenis kelamin lebih efektif dari jenis kelamin yang lain di antara murid dan guru. Sebagian roh pembimbing muncul dengan dua gender, yang dapat mendukung pandangan bahwa roh itu sebenarnya bersifat androgini.
Berdasarkan subjek saya, prosedur pemilihan guru dengan hati-hati dilakukan di alam roh. Setiap manusia memiliki sekurang-kurangnya satu roh pembimbing senior atau master tingkat lanjut, yang ditunjuk sejak roh itu pertama kali diciptakan. Banyak dari kita menerima roh pembimbing  baru atau sekunder di belakang hari dalam eksistensi kita.
Rata rata subjek tidak tahu apakah roh pembimbing masuk dalam kategori yang lebih rendah dari kategori ilahi, atau dianggap sebagai tuhan-tuhan kecil oleh karena tingkat kematangan mereka. Tidak ada yang salah dengan konsep spiritual apapun, selama konsep itu menawarkan penghiburan, membangkitkan semangat, dan masuk akal bagi setiap orang. Saya berteori bahwa roh pembimbing menampakkan diri pada roh sebagai sosok yang identik dengan keyakinan mereka selama hidup. Meskipun sebagian subjek cenderung menganggap roh pembimbing itu sebagai mirip Tuhan, roh itu bukanlah Tuhan. Hemat saya, roh pembimbing tidak lebih dan tidak kurang ilahiah dari pada kita, yang menjadi alasan mengapa mereka dipandang sebagai makhluk personal. Para subjek terhipnotis mengaku merasakan kehadiran suatu kuasa mahabesar yang mengatur alam roh, namun mereka kurang nyaman menggunakan istilah “Tuhan” untuk menggambarkan sang Pencipta. Mungkin filsuf Spinoza menggambarkan dengan paling baik, “Tuhan bukan siapa, tetapi apa“.
Setiap roh memiliki suatu kuasa spiritual yang tinggi, yang terhubung  dengan eksistensi dari roh itu. Semua roh adalah bagian dari esensi ilahi yang sama , yang berasal dari satu Roh Mahatinggi. Energi cerdas ini bersifat universal, dan oleh karenanya, kita semua memiliki status ilahi yang setara. Jika roh kita merefleksikan sebagian kecil dari Roh Mahatinggi yang kita sebut sebagai Tuhan, maka roh pembimbing menyediakan cermin yang dengannya kita dapat melihat diri kita terhubung dengan Sang Pencipta ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar