Sabtu, 13 Desember 2014

Bukti Kenangan Kehidupan Lampau


Oleh : Prof. Fumihiko Lida
Apakah memori kehidupan lampau ini adalah memori masa hidup asli yang terjadi di kehidupan lampau ? Atau semata-mata mimpi atau halusinasi yang disiapkan oleh otak dari subjek? Untuk mengungkapkan kebenaran, mereka yang melakukan riset regresi kehidupan lampau yang awalnya tidak percaya atau skeptis terhadap ‘reinkarnasi’ mencoba menggunakan berbagai metode untuk mengumpulkan fakta yang membuktikan kebenaran memori ini.
Penyesuaian ingatan dengan fakta historis
Dr. Joel Whitton mempunyai seorang pasien bernama Harold yang  mengklaim bahwa dirinya adalah seorang Viking di kehidupan lampau. Dr. Whitton mencatat sebanyak 22 kata-kata asing yang diingat Harold dari kehidupan lampaunya tersebut, walaupun Harold tidak memahami arti kata-kata tersebut dalam hidupnya saat ini.
Dalam mencari pendapat tenaga ahli, Dr Whitton berkonsultasi dengan ahli bahasa di Islandia dan Norwegia. Menurutnya sepuluh kata-kata asing Harold adalah bahasa Jerman Utara lama, bahasa asli dari bangsa Viking dan pelopor Islandia modern, dan kata-kata ini benar-benar digunakan oleh bangsa Viking. Dua belas kata-kata yang lain semuanya berkaitan dengan pelayaran di laut dan tentang orang Rusia, Serbia dan asal usul orang Slavia, dan ditemukan bahwa kata-kata ini juga digunakan oleh bangsa Viking.
Kata kata ini sudah tidak lagi diucapkan di bahasa manapun saat ini, tidak ada cara bagi Harold, yang adalah orang kebanyakan, untuk bisa mempelajarinya di kehidupan ini. Ini adalah bukti yang sangat kuat sekali akan keaslian kehidupan lampau yang diingatnya.
Sebagai tambahan, ada banyak subjek yang mulai mengucapkan bahasa yang mereka tidak bisa ketahui di dalam masa kehidupan ini ketika mengenang kehidupan lampau mereka selama regresi hipnosis.
Bahasa-bahasa ini mulai dari sudut bumi yang jauh, dan meliputi banyak dialek mulai dari dialek bahasa Cina kuno hingga bahasa asli suku-suku pedalaman. Dr. Helen Wambach, seorang psikolog klinis, menerbitkan suatu bukti statistik reinkarnasi yang membuka zaman baru. Meskipun subjek dari Dr. Wambach hampir semuanya adalah orang Amerika kulit putih dari kelas menengah, tapi memori kehidupan lampau mereka secara teliti mencerminkan penyebaran historis yang benar tentang ras, tingkat sosial, dan populasi di dunia. Sebagai tambahan, pakaian, alas kaki dan alat pertukangan  yang dilaporkan digunakan oleh subjek di kehidupan lampau adalah benar sesuai dengan fakta historis, dalam periode apapun. Dr, Wambach menggunakan analogi berikut untuk menunjukkan bagaimana riset statistiknya secara objektif membuktikan teori reinkarnasi.
Jika anda sedang duduk di dalam sebuah tenda di  sisi jalan dan 1000 orang yang lewat mengatakan kepada Anda bahwa mereka pernah menyeberang sebuah jembatan di Pennsylvania, Anda akan berkeyakinan bahwa jembatan itu ada di Pennsylvania.
Konsistensi dalam memori kehidupan lampau dari subjek berbeda
Dr. Brian Weiss melaporkan suatu peristiwa tak terduga yang ia percaya membuktikan kebenaran tentang memori kehidupan lampau.
Suatu saat Dr Weiss mempunyai subjek seorang wanita paruh baya berusia empat puluh tahunan bernama Diana dari Philadelphia yang menceritakan bahwa ia sangat terganggu oleh hubungan yang bermusuhan dengan anak perempuannya sendiri. Diana berkata bahwa dari saat baru lahir bayi itu diletakkan dalam pelukannya, ia telah merasakan kebencian pada anak perempuannya tersebut, yang ia sendiri tidak tahu penyebabnya. Tamara, anak perempuan Diana, saat ini telah berusia delapan belas tahun, dan keduanya secara konstan bertengkar satu sama lain, seperti sepasang musuh yang bertekat untuk terus bermusuhan. Melalui regresi hipnosis, Diana mengingat suatu kehidupan lampau dimana ia berada dalam suatu perjuangan pahit dalam memperebutkan seorang pria dengan Tamara. Diana menyadari bahwa laki-laki yang didambakan dalam kehidupan lampau tersebut ternyata adalah suaminya saat ini, yang juga dilahirkan kembali sebagai ayah dari Tamara. Ternyata persaingan kejam dalam kehidupan lampau tersebut telah mempengaruhi kehidupannya saat ini, yang meracuni hubungan antara putri dan ibu.
Setelah Diana mengingat kehidupan lampau tersebut ia memutuskan untuk meninggalkan pertengkaran yang tidak berarti tersebut, perasaan terhadap anak perempuannya meningkat drastis sejak saat itu. Namun Diana tetap menyembunyikan cerita tersebut kepada Tamara, mungkin dianggap memalukan untuk menceritakan kepadanya tentang pengalaman selama regresi hipnosis.
Namun Tamara sendiri ternyata juga memutuskan untuk melakukan regresi hipnosis, dan dilakukan oleh ahli hipnosis lain selain Dr. Weiss.  Secara mengagumkan, Tamara mengingat suatu kehidupan lampau dengan peristiwa yang serupa dengan yang dialami ibunya: di dalam kehidupan lampaunya, Tamara terperangkap dalam suatu cinta segi tiga, dengan seorang wanita yang  sekarang dilahirkan kembali sebagai ibunya, dan seorang laki-laki yang sekarang adalah bapaknya. Ketika Diana mendengar cerita ini dari anaknya, ia awalnya heran bagaimana ia bisa tahu, namun ia kemudian mengakuinya.
“Saya pergi ke seorang Dokter yang berbeda, namun ingatan kehidupan lampau kami sama persis!” Setelah peristiwa itu hubungan mereka berubah sepenuhnya, dan mereka kini sangat dekat, lebih seperti teman dibandingkan dengan anak dan ibu.
Contoh seperti ini, dimana dua orang  yang saling bermusuhan kemudian pergi melakukan regresi kehidupan lampau pada dua Dokter yang berbeda dan mengingat kehidupan lampau yang serupa dari sudut pandang yang berbeda, membuktikan bahwa kehidupan lampau yang diingat melalui regresi hipnosis bukan hanya halusinasi atau khayalan.
Teror di Auschwitz
Rabbi Jonassan Gershom adalah salah seorang pemimpin New Age Movement di  Amerika yang melaporkan, mulai dari tahun 1990, telah berjumpa dengan hampir tiga ratus orang  yang mengingat kehidupan lampau sebagai orang Yahudi yang disiksa sampai mati oleh tentara Nazi Jerman.
Ia melaporkan bahwa orang-orang dengan memori tersebut terganggu oleh trauma yang tidak diketahui asalnya ketika mereka mendengar cerita tentang Holocaust(pembantaian) tersebut. Beberapa orang menangis ketika mendengar himne Yahudi “Ani maamin”(Aku percaya) suatu nyanyian dimana beribu-ribu Yahudi menyenandungkannya ketika mereka dibawa ke kamar gas.
Hampir semua mereka yang mengingat dibunuh di dalam Holocaust dilahirkan kembali pada awal “Baby boom” antara 1946 hingga 1953. Ini adalah generasi “Baby boom” yang belakangan aktif di dalam hak-hak sipil dan melahirkan pergerakan damai tahun enam puluhan. Apakah berjuta-juta roh ini kembali lagi secepat mungkin dan bekerja untuk perdamaian di Bumi agar kengerian yang mereka lalui tidak akan terulang lagi? Anehnya, kebanyakan dari orang-orang yang telah ditemui dengan memori kehidupan lampau sebagai orang Yahudi korban holocaust adalah bukan orang Yahudi.
Kebanyakan mereka tidak kembali terlahir sebagai orang Yahudi baik secara etnis maupun kepercayaan, dan sama sekali tidak menunjukkan suatu minat yang lebih besar dalam Judaisme dibanding orang kebanyakan.
Riset ini menunjukkan bahwa mereka yang telah dianiaya sebagai orang Yahudi di dalam kehidupan sebelumnya, menghindari memiliki orang tua Yahudi di kehidupan berikutnya, kemungkinan karena pengalaman mereka yang pahit sebagai orang Yahudi yang membuat mereka ingin terlahir pada orang tua bukan Yahudi. Beberapa fakta statistik luar biasa dilaporkan oleh Rabbi Gershom bahwa dua pertiga dari semua yang memiliki memori holocaust dalam kehidupan sebelumnya telah dilahirkan kembali sebagai orang-orang dengan rambut pirang dan mata biru. Lagipula banyak diantara mereka yang menjadi satu-satunya dalam keluarga yang memiliki ciri tersebut.
Padahal ciri tersebut adalah ciri bangsa Arya, sedangkan ciri orang Yahudi adalah berambut dan bermata hitam. Setelah dengan brutal disiksa dalam kehidupan sebelumnya, kita dapat berasumsi bahwa roh tersebut memilih untuk memiliki rambut pirang, mata biru agar lepas dari penyiksaan lagi dalam kehidupan ini.
Kebanyakan dari mereka yang mengingat dibunuh di dalam kamar gas Nazi telah mengatakan suatu trauma yang tidak logis terhadap kawat berduri, terhadap tentara dan terhadap seragam. Dan beberapa orang menderita penyakit pernafasan dan asma.
Beberapa yang mengingat menjadi korban holocaust di kehidupan sebelumnya telah mengunjungi tempat-tempat kematian mereka di kehidupan ini. Judy seorang mahasiswa pertukaran Amerika di negara Jerman, dalam suatu perjalanan tamasya ke suatu kamp konsentrasi secara mengejutkan mengingat segalanya tentang kamp tersebut. Ia bisa mengatakan letak-letak bangunan dan untuk apa bangunan tersebut sebelum pemandunya mengatakan sesuatu tentang kamp tersebut. Walaupun bangunan tempat ia dibunuh dulu telah dirobohkan, dia bisa dengan teliti menunjukkan dengan tepat tempatnya.
Kesimpulan
Dalam bertahun-tahun pengamatan saya atas orang-orang yang memiliki kenangan kehidupan lampau dalam keadaan kesadaran yang luar biasa telah meyakinkan saya tentang validitas wilayah riset yang menarik ini. Saya bermaksud berbagi dengan Anda beberapa contoh yang meyakinkan kita bahwa kenangan kehidupan lampau itu sangat relevan dan pengetahuan kita mengenainya dapat membantu kita memecahkan konflik dan menjalani kehidupan yang lebih baik di kehidupan ini. Seperti ditunjukkan di atas, keaslian memori kehidupan lampau tidak hanya oleh riset atas regresi hipnosis, tetapi juga oleh hasil penyelidikan lain.
Tentu saja adalah menjadi hak masing-masing untuk percaya atau tidak, untuk menyatakan “kasus ini tidak cukup sebagai bukti” atau untuk memutuskan “buktinya telah cukup bagi saya” . Bagaimana pun semuanya harus mengakui bahwa kita sudah meninggalkan zaman “tanpa bukti”, ketika kita dihadapkan sesuatu yang ingin kita percaya atau tidak. Kita berada dalam suatu zaman ketika ada bukti objektif yang cukup bagi semua orang untuk bisa mempercayai. Yang paling penting sesungguhnya adalah keputusan Anda sendiri yang mendasari suatu sistem nilai yang berarti untuk Anda. Zaman telah datang ketika kita memiliki bukti objektif untuk digunakan ketika kita memilih sikap penting kita terhadap pemahaman kehidupan dan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar