Rabu, 10 Desember 2014

Belahan Jiwa



Oleh : Brian Weiss
Berbagi banyak kehidupan bersama-sama, berbagi kegembiraan dan kesedihan, prestasi dan keputusasaan, cinta dan pemaafan, kemarahan dan berkah, dan di atas segalanya, pertumbuhan tiada henti, dengan suatu jiwa lain, adalah apa yang sesungguhnya berarti memiliki seorang belahan jiwa.
Seorang belahan jiwa seringkali adalah seseorang, yang saat kita berjumpa, kita langsung merasakan suatu hubungan yang instan, seakan-akan kita sudah mengenal orang tersebut untuk waktu yang lama. Sesungguhnya, kita mungkin memang sudah mengenal. Kita tidak harus terlibat secara romantis dengan seseorang untuk merasakan kepuasan dan pemenuhan dari hubungan dengan seorang belahan jiwa.
Dan masing-masing kita tidak hanya memiliki satu belahan jiwa. Gagasan barat yang populer yang dipropagandakan oleh filsuf Plato, bahwa setiap dari kita memiliki hanya satu belahan jiwa sempurna yang akan “melengkapi” jiwa kita yang tidak sempurna, tidak sepenuhnya benar. Ketika orang orang lain kelihatannya melengkapi pengalaman kita, berbagi dan memperluas pertumbuhan kita, kelihatannya lebih mungkin bahwa kita memiliki satu kelompok jiwa yang terdiri dari banyak belahan jiwa. Ini mungkin merupakan suatu kelompok jiwa yang kecil yang terus membesar seiring kita mengumpulkan pengalaman-pengalaman mendalam dengan lebih banyak jiwa lagi sepanjang masa kehidupan kita yang sangat banyak, tetapi perasaan mengenali seseorang sebelum kita kemudian berbagi perasaan dan pengertian yang mendalam pastinya tak terbatas pada satu orang. Kita bahkan dapat memiliki lebih dari satu hubungan belahan jiwa pada waktu bersamaan. Kekasih kita mungkin melengkapi jiwa kita dalam satu cara, dan mungkin, dengan cara yang lain, seorang teman baik, orang tua, atau seorang anak juga melengkapi jiwa kita.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dialami oleh pasien saya dalam keadaan “antar kehidupan”, saya menjadi percaya bahwa kita sesungguhnya memilih keluarga kita pada setiap masa kehidupan, sebelum kelahiran. Kita memilih untuk menjalani pola-pola yang akan memberikan kita pertumbuhan yang paling besar bersama dengan jiwa-jiwa yang akan mewujudkan situasi-situasi ini secara paling efektif dalam kehidupan kita. Sangat sering, ini adalah jiwa-jiwa yang telah kita temui dan telah berinteraksi dengan kita dalam banyak cara dalam masa-masa kehidupan yang lain.
Ketika kita bertumbuh dengan berinteraksi dengan belahan jiwa kita, kita menaiki tangga kehidupan. Kita melampaui pola-pola yang lama, tiba pada pengalaman yang penuh dengan cinta dan kebahagiaan, dan membuang setiap sisa terakhir dari kemarahan dan ketakutan. Akhirnya, kita tiba pada suatu titik, tempat kita memilih untuk tinggal dalam bentuk roh, dan membantu orang-orang lain dari tingkatan yang lain. Reinkarnasi untuk pertumbuhan roh tidak lagi diperlukan. Kita dapat berpindah dari jalan pertumbuhan ini menuju jalan pertumbuhan melalui pelayanan.
Kehilangan seorang belahan jiwa akibat kematian atau perpisahan tidak berarti bahwa kita kehilangan kesempatan untuk bertumbuh. Orang orang selalu bertanya apakah mereka akan disatukan kembali dengan orang-orang tersayang mereka dalam kehidupan lain. Saya terus menemukan, dan begitu banyak peneliti lain yang juga setuju, bahwa kita datang dalam kelompok-kelompok, lagi dan lagi. Kita bereinkarnasi dengan orang-orang yang sama. Kelompok ini dapat menjadi cukup besar, ketika jumlah masa kehidupan meningkat, tetapi kelompok inti akan tetap kecil dan cukup konstan. Contoh, hubungan ibu-anak dalam satu kehidupan mungkin terjadi kembali sebagai hubungan saudara atau suami istri dalam kehidupan lain, tetapi jiwa atau roh yang ada tetap sama. Dengan pengalaman regresi pengenalan tentang hubungan-hubungan sebelumnya dapat dibawa ke kesadaran.
Pengenalan bawah sadar akan seseorang yang memiliki hubungan dengan kita dalam kehidupan lampau kadang-kadang terwujud dalam rasa tertarik atau rasa penolakan yang terjadi seketika dan juga dalam pengulangan tingkah laku lama yang terprogram dari kehidupan sebelumnya. Tingkah laku tersebut mungkin tampaknya di luar konteks keseimbangan kita dalam kehidupan saat ini. Ini paling sering terjadi dalam keluarga atau pasangan, yang memiliki hubungan lebih dekat dan ikatan tersebut akan menjadi semakin kuat. Tetapi pengenalan kehidupan lampau dan menjalani kembali pola tingkah laku yang lampau juga dapat terjadi dalam banyak bentuk hubungan lainnya, seperti atasan bawahan, tetangga, guru dan murid, dan bahkan pada tingkat para pemimpin dunia yang saling menyerang satu sama lain.
Brian L. Weiss M.D adalah seorang psikiater dan pakar dalam terapi kehidupan lampau. Ia adalah penulis bestseller Many lives, Many Masters, Same Souls Many Bodies dan Through Time into Healing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar