
Tiba-tiba, Martha mendapati dirinya berada dihadapan Melkisedek. Ia tidak memperkenalkan dirinya, tapi Martha mengenalinya dan tahu bahwa dia selalu mengenalnya. Dalam
cahaya indah yang tampak seperti “cinta ilahi yang larut”, Martha
mengalami dirinya yang sebenarnya, esensi jiwa lengkapnya. “Aku merasa bebas. Sangat luar biasa melihat diriNya! Tidak ada kata untuk menggambarkan pengalaman surgawi saya.”
Melkisedek adalah sosok pria berjenggot, tingginya 8 atau 9 kaki, memakai jubah beludru berwarna hijau daun, merah dan emas dengan syal yang menutupi kepala dan keningnya. Mereka berkomunikasi melalui pikiran. Dia berkata, “Apakah Anda siap untuk pulang?”
Martha berseru, “Sudah?” Dia merasa bahwa dia telah membuat kontrak sebelumnya atau perjanjian tentang tujuan dia datang ke bumi dan bahwa ia menyadari hal itu. Dia tahu bahwa saat itu bukan waktunya untuk meninggal, ia belum menyelesaikan semua misinya tapi dia telah berusaha melakukan yang dapat dilakukan. Dia mengerti bahwa jiwa-jiwa di Bumi telah memilih tempat mereka di Bumi, orang tua mereka, lamanya waktu untuk berada di sini, mendapatkan pelajaran yang bisa dipelajari, dan situasi unik yang dirancang untuk pertumbuhan masing-masing jiwa. Dia memperoleh pemahaman bahwa kita bukanlah korban seperti yang kita pikirkan, namun, dibutuhkan keberanian besar untuk mau dilahirkan di Bumi, terutama dalam masa-masa ini. Di atas segalanya, Martha tahu bahwa kita diberi kehendak bebas.
Meskipun Melkisedek memberitahu bahwa dia bisa tinggal di surga dan tidak usah kembali ke bumi, Martha panik pada perasaan bahwa dia telah gagal dalam beberapa misinya. Dia bisa melihat bahwa ada lebih banyak yang harus dilakukan untuk pertumbuhan jiwanya, membantu orang lain, dan untuk anaknya. Melkisedek merasa dia kerap terlalu keras memaksakan pada dirinya sendiri.
Martha bersikeras bahwa dia ingin kembali. Lalu dia seolah ditarik menuju perbatasan yang akan membawanya lebih dalam ke dalam surga, tetapi ia tahu jika dia melewatinya, maka dia tidak bisa kembali ke Bumi. Dia melihat banyak hal-hal lain, termasuk di kejauhan, pintu masuk ke terowongan yang bersinar dengan cahaya menuju dimensi lain di mana jiwa-jiwa akan belajar dan banyak informasi pembelajaran.
Mengenai dimensi-dimensi tersebut ia menyatakan, “Dalam ruang itu Anda mengetahui semua dan memiliki akses ke misteri alam semesta dan banyak hal lagi.” Di arah lain, dia melihat bangunan seperti kristal dan kuil-kuil yang bertahtakan emas.
Dia melihat bahwa bumi adalah tempat yang sulit, tapi ada rencana ilahi, dan pada akhirnya akan menjadi lebih baik. Sebuah rentang dua puluh tahun antara 1992-2012 adalah masa transisi besar dari Bumi dalam persiapan untuk menyongsong fajar Milenium.
Dia
mengerti bahwa Ibu Pertiwi masih akan hidup dan ada lonjakan cahaya
yang diturunkan untuk membantu menyembuhkan karena Bumi menderita polusi
dan juga peningkatan pola cuaca yang aneh, bahkan jika terjadi
transformasi besar. Dia
melihat akan lebih sering terjadi gempa bumi, gelombang pasang besar,
pergeseran kutub, dan gunung es yang patah dan mencair. Dia melihat perubahan permukaan bumi,
dan banyak orang meninggal, sering dalam jumlah besar karena mereka
tidak bisa menangani intensitas getaran dan konsekuensinya dan mereka
memilih untuk mengalaminya karena jiwa mereka membutuhkan pertumbuhan
lebih lanjut dalam bidang lain. Dalam
beberapa kasus, ia melihat orang-orang yang telah mempersiapkan diri
secara rohani, dilindungi, sementara orang-orang di sekitar mereka akan
meninggal dunia. Namun, dia juga melihat bahwa setiap jiwa memilih saat kematiannya Dia melihat adanya kegelapan selama tiga hari. Dia juga mengerti bahwa bencana tertentu dapat dikurangi atau ditunda melalui kekuatan doa.
Dia mengatakan bahwa kita harus menjalani amnesia spiritual, melupakan pengetahuan yang kita miliki sebelum lahir, ada kesadaran yang lebih tinggi untuk masing-masing dari kita dan penting bahwa kita terhubung dengan Tuhan melalui doa dan meditasi untuk dibangunkan dalam jiwa kita.
Melkisedek menunjukkan pada Martha apa yang akan terjadi jika dia memilih untuk meninggal. Dia melihat perahu yang berhenti dan tubuhnya dibawa ke pantai di mana dia diberi pernafasan buatan tanpa keberhasilan. Pacarnya menangis dan dia tahu dia akan merasa bersalah selama sisa hidupnya. Dia melihat anaknya dan tahu ia tidak bisa meninggalkannya. Dia tidak ingin orang lain menderita karena kematiannya dan ia masih memiliki pekerjaan jiwa yang harus dilakukan, ia memilih untuk kembali ke Bumi, bahkan jika dia begitu ingin tinggal dalam cahaya yang indah tersebut.
Martha mendapati dirinya kembali dalam tubuhnya atas kemauan sendiri. Ia terbatuk dan memuntahkan air, termpat dia terdampar berada jauh dari tempat perahunya berhenti, dan berteriak, “Apakah tidak ada yang melihat, saya tenggelam di sini?” Bahkan dengan lengan yang terluka akibat terjerat tali, dia saat itu merasa bersyukur dan sangat bahagia .
Setelah NDE nya, seluruh hidup Martha berubah dan energi bahagia terus ada bersamanya selama beberapa waktu. Martha bisa melihat aura di sekitar orang lain dan di alam. Karunia rohani yang ia miliki di masa kecil, dibuka kembali bahkan lebih. Dia tidak banyak bicara tentang hal itu karena orang lain tidak nyaman dengan ceritanya atau tidak mengerti.
Kerinduan untuk berbagi spirit ilahi yang ia alami selama NDE nya, membimbingnya, di tahun-tahun berikutnya, pada perjalanan batin praktek spiritualnya yang mencakup konseling pribadi sebagai media spiritual dan penyembuh via energi untuk manusia dan hewan.
Melkisedek adalah sosok pria berjenggot, tingginya 8 atau 9 kaki, memakai jubah beludru berwarna hijau daun, merah dan emas dengan syal yang menutupi kepala dan keningnya. Mereka berkomunikasi melalui pikiran. Dia berkata, “Apakah Anda siap untuk pulang?”
Martha berseru, “Sudah?” Dia merasa bahwa dia telah membuat kontrak sebelumnya atau perjanjian tentang tujuan dia datang ke bumi dan bahwa ia menyadari hal itu. Dia tahu bahwa saat itu bukan waktunya untuk meninggal, ia belum menyelesaikan semua misinya tapi dia telah berusaha melakukan yang dapat dilakukan. Dia mengerti bahwa jiwa-jiwa di Bumi telah memilih tempat mereka di Bumi, orang tua mereka, lamanya waktu untuk berada di sini, mendapatkan pelajaran yang bisa dipelajari, dan situasi unik yang dirancang untuk pertumbuhan masing-masing jiwa. Dia memperoleh pemahaman bahwa kita bukanlah korban seperti yang kita pikirkan, namun, dibutuhkan keberanian besar untuk mau dilahirkan di Bumi, terutama dalam masa-masa ini. Di atas segalanya, Martha tahu bahwa kita diberi kehendak bebas.
Meskipun Melkisedek memberitahu bahwa dia bisa tinggal di surga dan tidak usah kembali ke bumi, Martha panik pada perasaan bahwa dia telah gagal dalam beberapa misinya. Dia bisa melihat bahwa ada lebih banyak yang harus dilakukan untuk pertumbuhan jiwanya, membantu orang lain, dan untuk anaknya. Melkisedek merasa dia kerap terlalu keras memaksakan pada dirinya sendiri.
Martha bersikeras bahwa dia ingin kembali. Lalu dia seolah ditarik menuju perbatasan yang akan membawanya lebih dalam ke dalam surga, tetapi ia tahu jika dia melewatinya, maka dia tidak bisa kembali ke Bumi. Dia melihat banyak hal-hal lain, termasuk di kejauhan, pintu masuk ke terowongan yang bersinar dengan cahaya menuju dimensi lain di mana jiwa-jiwa akan belajar dan banyak informasi pembelajaran.
Mengenai dimensi-dimensi tersebut ia menyatakan, “Dalam ruang itu Anda mengetahui semua dan memiliki akses ke misteri alam semesta dan banyak hal lagi.” Di arah lain, dia melihat bangunan seperti kristal dan kuil-kuil yang bertahtakan emas.
Dia melihat bahwa bumi adalah tempat yang sulit, tapi ada rencana ilahi, dan pada akhirnya akan menjadi lebih baik. Sebuah rentang dua puluh tahun antara 1992-2012 adalah masa transisi besar dari Bumi dalam persiapan untuk menyongsong fajar Milenium.

Dia mengatakan bahwa kita harus menjalani amnesia spiritual, melupakan pengetahuan yang kita miliki sebelum lahir, ada kesadaran yang lebih tinggi untuk masing-masing dari kita dan penting bahwa kita terhubung dengan Tuhan melalui doa dan meditasi untuk dibangunkan dalam jiwa kita.
Melkisedek menunjukkan pada Martha apa yang akan terjadi jika dia memilih untuk meninggal. Dia melihat perahu yang berhenti dan tubuhnya dibawa ke pantai di mana dia diberi pernafasan buatan tanpa keberhasilan. Pacarnya menangis dan dia tahu dia akan merasa bersalah selama sisa hidupnya. Dia melihat anaknya dan tahu ia tidak bisa meninggalkannya. Dia tidak ingin orang lain menderita karena kematiannya dan ia masih memiliki pekerjaan jiwa yang harus dilakukan, ia memilih untuk kembali ke Bumi, bahkan jika dia begitu ingin tinggal dalam cahaya yang indah tersebut.
Martha mendapati dirinya kembali dalam tubuhnya atas kemauan sendiri. Ia terbatuk dan memuntahkan air, termpat dia terdampar berada jauh dari tempat perahunya berhenti, dan berteriak, “Apakah tidak ada yang melihat, saya tenggelam di sini?” Bahkan dengan lengan yang terluka akibat terjerat tali, dia saat itu merasa bersyukur dan sangat bahagia .
Setelah NDE nya, seluruh hidup Martha berubah dan energi bahagia terus ada bersamanya selama beberapa waktu. Martha bisa melihat aura di sekitar orang lain dan di alam. Karunia rohani yang ia miliki di masa kecil, dibuka kembali bahkan lebih. Dia tidak banyak bicara tentang hal itu karena orang lain tidak nyaman dengan ceritanya atau tidak mengerti.
Kerinduan untuk berbagi spirit ilahi yang ia alami selama NDE nya, membimbingnya, di tahun-tahun berikutnya, pada perjalanan batin praktek spiritualnya yang mencakup konseling pribadi sebagai media spiritual dan penyembuh via energi untuk manusia dan hewan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar