Rabu, 10 Desember 2014

Old Souls: Bukti Kehidupan Lampau


Oleh : Tom Shroder
Buku ini adalah merupakan bacaan wajib, yang menarik tentang anak-anak yang mengingat kehidupan sebelumnya. Apakah Anda adalah seorang yang percaya atau tidak, Anda akan terpesona oleh pertanyaan dan teknik investigasi yang dieksplorasi di sini. Pada tahun 1997 dan 1998 penulis Tom Shroder menemani peneliti terkenal, Dr Ian Stevenson, pada perjalanan ke India dan Libanon untuk mengamati metode Stevenson dan menjadi saksi untuk dirinya sendiri bagaimana untuk bisa percaya, atau tidak, tentang anak-anak dan anggota keluarga yang mengaku memiliki pengalaman kehidupan sebelumnya. Dirilis pada tahun 1999, Old Souls adalah dokumentasi perjalanan penelitian tentang reinkarnasi serta penelitian beberapa kasus dari Amerika Serikat. Sejak meninggalnya Dr Stevenson, buku ini telah berdiri sendiri sebagai salah satu dari beberapa referensi tentang reinkarnasi yang dengan mudah diakses dari karya-karyanya, dan sebuah review yang segar.
Reinkarnasi, tak diragukan lagi, adalah salah satu keyakinan yang paling bertahan lama dalam sejarah manusia, melintasi budaya dan agama. Telah menjadi, dalam arti lebih luas, sebuah ekspresi iman, dan akhirnya, memberi harapan terhadap ketakutan di depan kematian yang banyak tidak diketahui. Apakah ada bukti ilmiah di balik itu? Itu pasti adalah pertanyaan yang telah mengganggu setiap manusia di beberapa titik dalam hidup mereka. Banyaknya konsep mengenai apa yang terjadi setelah kita meninggalkan dunia, tetapi kebutuhan untuk memperoleh bukti ilmiah masih terus diteliti dan diusahakan. Orang-orang yang mengaku mengingat kehidupan lampau tidak sulit untuk ditemukan tetapi, di Barat, kita telah diajari untuk bersikap skeptis terhadap sebagian besar kasus-kasus seperti itu.
Hingga baru-baru ini, munculnya kelompok New Age yang menyerap pengetahuan dari agama timur, telah sekali lagi mendorong minat publik terhadap reinkarnasi. Persimpangan dari mitologi dengan “alat” psikologi dan psikiatri zaman modern menghasilkan semua perspektif baru yang dinyatakan dalam karya-karya populer dan akademik. Tidaklah mengherankan bahwa karya-karya penulis seperti Brian Weiss secara cepat menjadi best-seller, pas dengan sempurna dengan tren baru dan, secara bersamaan, mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh kekecewaan progresif banyak orang terhadap tradisi Kristen. “Old Souls” sebenarnya dimulai di tengah-tengah lingkungan ini, dengan eksplorasi dari seorang penulis yang awalnya skeptis yang kemudian mendukung kebangkitan tersebut.
Peristiwa kehidupan lampau yang bisa dibangkitkan melalui hipnosis regresi tidak hanya menimbulkan kontroversi bukan karena munculnya kenangan dari subyek, tetapi terutama karena adanya keraguan yang melibatkan proses itu sendiri. Hipnosis, yang merupakan metode psikoanalisis sejak lama, masih menjadi perselisihan terhadap hasil yang diperoleh, yang dianggap bisa menghasilkan suatu persimpangan antara fakta-fakta nyata, kenangan imajinasi pasien dan harapan terapis itu sendiri, dan sering dianggap bisa mengutak-atik kebenaran. Dengan melihat lebih jauh tentang metode yang dipopulerkan secara luas dan kisah-kisah yang meragukan tentang reinkarnasi, Tom Shroder menemukan karya-karya Dr Ian Stevenson, psikiater dan mantan direktur Divisi Studi Kepribadian di University of Virginia.
Buku-buku dan artikelnya, hampir tidak dikenal di luar dunia akademis, Dr Ian Stevenson mengambil perspektif yang berbeda mengenai reinkarnasi dan kelangsungan hidup jiwa setelah kematian. Setelah hampir 40 tahun melakukan penelitian lapangan secara menyeluruh di berbagai negara di Asia dan Amerika, ia telah berhasil mengumpulkan cerita-cerita menarik tentang ratusan anak-anak yang menceritakan kehidupan lampau secara alami tanpa menggunakan hipnosis. Pendekatan ilmiah yang benar-benar serius dan situasi yang dilaporkan sangat memikat minat dari Tom Shroder, yang kemudian lebih dikatalis lagi oleh ulasan tentang karya Stevenson. Tom Shroder terkejut melihat bahwa para ilmuwan telah meneliti kemungkinan reinkarnasi dengan bukti fisik yang ada sekarang, dengan beberapa peneliti bahkan menyarankan fenomena psikologi lain seperti ekstra persepsi sensorik(ESP) untuk menjelaskan pengetahuan yang hampir tak mungkin diketahui oleh anak-anak kecil, bahkan ketika mereka mulai bisa berbicara. Fakta-fakta itu begitu kuat sehingga sangat sulit untuk menemukan penjelasan lain yang rasional berdasarkan ilmu pengetahuan saat ini.
Shroder berhasil meyakinkan Ian Stevenson untuk bisa menemani dia di salah satu kunjungan lapangan yang terakhir ke Libanon dan India. “Old Souls” adalah kumpulan kisah yang menarik dari perjalanan melintasi kedua negara yang sangat bergejolak itu, dari jalan-jalan rusak akibat perang di Beirut ke jalur padat di Delhi. Melalui perjalanan tersebut kita dapat merasakan kesulitan dan, kadang-kadang, bahaya yang melekat pada kasus yang serius dan wajib ditindaklanjuti. Jauh dari kenyamanan laboratorium, kita menemukan sosok yang sangat tekun, dari seorang pria yang telah puluhan tahun melakukan pekerjaan investigasi ini dan masih memiliki dorongan semangat untuk melakukan perjalanan ke desa-desa terpencil, seringkali hanya untuk menambahkan beberapa detail data. Sebagai ilmuwan, Stevenson tahu betapa kerasnya menjelajahi ke daerah-daerah yang belum dijelajahi oleh pengetahuan manusia dan baginya bukti kuat adalah hal yang paling penting. Buku ini adalah bukti kuat pekerjaannya dan ketekunannya.
Di kalangan orang-orang Druze (sebuah komunitas keagamaan yang muncul dari cabang agama Islam yang menggabungkan, di antara banyak konsep lain, konsep reinkarnasi) di Libanon, atau orang Hindu di India, kami meneliti beberapa cerita tentang laki-laki dan perempuan dewasa yang pada masa kanak-kanak, dari tahap yang sangat awal, mengingat kehidupan yang berbeda dan seringkali sebuah kematian yang tragis. Kenangan itu adalah kenangan kehidupan rakyat biasa, bukan tokoh sejarah terkemuka, hanya warga negara biasa yang meninggal sebelum waktunya. Kadang-kadang cerita-cerita ini adalah cerita yang luar biasa dari anak-anak, yang berisi banyak detail dari kehidupan sebelumnya (nama, deskripsi akurat tentang tempat, benda-benda dan mengingat peristiwa dan percakapan yang sangat pribadi) yang lebih lanjut bisa dibuktikan dengan adanya tanda lahir di tubuh mereka (misalnya, seorang anak yang sebelumnya kepribadian dibunuh dengan tembakan di dada menunjukkan tanda lahir di tempat tersebut atau bahkan tekstur yang aneh). Dalam penelitian ini dilakukan pemilihan kasus yang dianggap lengkap secara data dan mencakup wawancara dengan anak-anak, keluarga mereka dan juga kerabat di kehidupan sebelumnya.
Tom Shroder, yang masih seorang reporter untuk The Washington Post, membuka dalam bukunya dengan menjelaskan bagaimana ia melakukan wawancara dengan Brian Weiss tentang buku pertamanya (Many Lives, Many Masters) dan karena keraguannya mengenai validitas dari ‘hanya satu cerita’ tersebut, ia kemudian mendengar tentang pekerjaan Ian Stevenson yang mendokumentasikan lebih dari 2.000 kasus. Ketika mendengar cerita tentang hal itu, Shroder tidak percaya dengan perbandingan apa yang dilihatnya – bahwa seseorang bisa menulis tentang satu kasus, dan mendapatkan di daftar buku terlaris dan membuat berita di seluruh dunia, sementara orang lain telah bekerja selama lebih dari empat puluh tahun, mendokumentasikan ribuan kasus, tetapi tak ada yang tahu tentang pekerjaannya.
Sebagian besar kesalahan Dr Stevenson adalah, karena ia menulis semata-mata untuk dunia akademis dan, dan berupaya untuk menjaga risetnya tetap serius, sehingga laporannya terlihat seperti laporan ilmiah kering, objektif dan tanpa hiasan perasaan yang dimiliki oleh wajarnya manusia, seperti emosi, respon atau keyakinannya sendiri tentang kasus ini seolah diabaikan. Penelitian ini tidak diragukan lagi  adalah penelitian ilmiah, tetapi sangat sedikit mendapat perhatian masyarakat. Shroder percaya bahwa ia mampu menambahkan elemen emosi manusia ke dalam cerita ini, yang awalnya Stevenson enggan untuk mengizinkan wartawan untuk menemaninya pada penelitian perjalanan ini.
Dan Shroder memberikan kembali unsur manusia dalam cerita ini. Shroder ikut menyaksikan dan berpartisipasi dalam wawancara dan melihat semuanya: perilaku dewasa yang sebelum waktunya, dan anak-anak kecil yang bertindak seperti orang dewasa, gadis kecil yang memanggil suami di kehidupan sebelumnya setiap hari dan kemudian patah hati dan marah ketika ia kembali menikah, dan anak-anak yang mengingat kematiannya dalam kecelakaan mobil dan mengetahui namanya dan rincian akurat dari kehidupan masa lalunya dan telah dikonfirmasi oleh keluarga dari kehidupan sebelumnya. Kisah-kisah dan emosi yang terlibat dituliskan didalamnya.
Apa yang sama menariknya adalah penyelidikan dari penulis di sepanjang jalan, saat ia berjuang untuk mengerti apa yang bisa memotivasi anak-anak ini dan keluarga mereka. Terus terang saja, kalau itu semua dibuat-buat atau sebuah fantasi, apa untungnya bagi mereka? Seorang anak perempuan telah ditampar oleh orang tuanya ketika dia berkata bahwa dia bukan anak mereka, namun ia tetap bersikeras – dan ada keluarga lain yang enggan untuk mengakui bahwa ada orang asing di depan pintu mereka yang mengaku sebagai anak mereka yang lahir kembali, namun mereka kemudian tidak dapat menolak klaim ini karena dia ternyata mengetahui banyak rincian rahasia keluarga yang hanya anak mereka yang tahu. Subjek lain enggan untuk melangkah maju karena komunitas mereka tidak percaya pada reinkarnasi dan mereka takut akan akibatnya. Bahkan keluarga-keluarga yang percaya pada kehidupan lampau umumnya tidak cepat bertindak pada kenangan dari anak tersebut sampai mereka mendengar sesuatu yang menarik dan dapat diverifikasi.
Kita harus membaca dengan rinci masing-masing kasus spesifik yang disebutkan di“Old Souls” ini, karena penelitian terhadap kasus-kasus tersebut adalah sangat rinci. Tom Shroder harus dipuji untuk kemampuannya membawa pembaca untuk memberi gambaran secara spesifik dan manusiawi, yang mengungkapkan evolusi dari ketidakpercayaan dirinya menuju hypothesa serius dari fenomena realitas ini, tanpa pernah kehilangan pikiran rasional dan jurnalistiknya. Para pemerhati dan orang yang skeptis akan menemukan bahan yang cerdas untuk memikirkan, tetapi jangan berharap untuk menemukan jawaban yang pasti seratus persen. Reinkarnasi memang masih dalam proses untuk menjadi realitas yang sudah terbukti, tapi buku ini mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi fakta-fakta yang luar biasa kita harus, setidaknya, mengesampingkan prasangka kita dan membiarkan orang-orang pemberani seperti Dr. Ian Stevenson melakukan pekerjaan mereka tanpa adanya interfensi. Warisannya adalah sangat hidup di antara sesama ilmuwan dan pengagumnya, dan untuk waktu yang lama pasti akan diingat sebagai perintis yang berpengaruh pada kajian tentang reinkarnasi dan paranormal secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar